Benarkah Arakan di Myanmar Negeri Islam?

Wilayah Rakhine (Arakan), Myanmar

Wilayah Rakhine (Arakan), Myanmar – Sbr: Wikipedia.org

Setelah diguncang dengan masalah politik, kini Myanmar atau Birma menghadapi masalah etnis. Beberapa surat kabar yang tidak bertanggung jawab, membawa permasalahan ini ke ranah agama. Tentu saja berharap oplah dagangan mereka laku keras, mengingat banyaknya pembaca naïf yang mudah diprovokasi oleh masalah yang sensitif.

Beberapa situs Islam garis keras, tentu saja gemar mengumbar hal ini juga dengan sedikit bumbu klaim sehingga dramatis dan dapat dipercaya.

Bagi mereka yang naif tentu lebih percaya dengan tulisan di situs yang berbau agama dibanding dengan sebuah tulisan di blog seperti blog S Mystery ini.

Kerusuhan terjadi bulan Juni lalu karena beberapa orang etnis Rohingya memperkosa dan membunuh seorang wanita etnis Rakhine (Arakan). Hal ini menimbulkan kemarahan warga etnis Rakhine yang kemudian membunuh 10 pria etnis Rohingya (laporan dari 8 organisasi Rohingya ada 8 orang). Karena etnis Rohingya mayoritas adalah Muslim, maka pemberitaan sering disangkut-pautkan dengan agama.

Balakangan muncul permasalahan mengenai identitas diri dari etnis Rohingya di Arakan yang dipercaya sebagai pendatang di Myanmar. Beberapa situs Islam garis keras seperti Hizbut Tahrir Indonesia, tanpa bukti mengklaim bahwa Arakan adalah Negeri Islam. Berikut kutipannya (silahkan di cari lewat Google):

Arakan Negeri Islam Sejak Khilafah Harun Al Rosyid

Tudingan bahwa Muslim Rohingnya merupakan imigran asing merupakan tuduhan palsu yang dicari-cari. Muslim Rohingnya yang merupakan 20 persen dari 55 juta penduduk Burma merupakan penduduk asli di provinsi Arakan dan menjadai warga mayoritas di sana.

Provinsi Arakan adalah negeri Islam. Islam telah masuk ke provinsi itu pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid, abad ke-7 Masehi. Dan dari provinsi Arakan inilah Islam menyebar ke seluruh penjuru Burma. Kaum Muslim telah memerintah wilayah ini selama lebih dari tiga setengah abad, yaitu antara (834 – 1198 H atau 1430 – 1784 M).

Benarkah demikian? Benarkah Arakan adalah Negeri Islam sejak Khilafah Harun Al Rosyid ? Mari kita cek.

Pertama, mari kita betulkan namanya terlebih dulu. Rohingya bukan Rohingnya dan Harun Al Rasyid bukan Harun Al Rosyid.

Kaum Muslim pertama tiba di pantai Arakan dan menuju ke perdalaman Maungdaw. Kemudian kaum Muslim tiba di delta Sungai Ayeyarwady, di pantai Tanintharyi dan di Rakhine (Arakan) pada abad ke-9.

Saat itu Rakhine (Arakan) di pimpin oleh kerajaan tersendiri, bukan Kerajaan Birma (Myanmar). Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Waithali dari Dinasti Candra, yang menguasai Rakhine pada 788 – 1018 tahun Masehi dengan kebudayaan agama Buddha.

Kerajaan terakhir di Rakhine adalah Kerajaan Mrauk U (1430 – 1785 M), dipimpin oleh Raja Narameikhla/ Min Saw Mon (1404-1434 M), yang kembali setelah 24 tahun pengasingan di Benggala. Ia mengambil alih kekuasaan tahta dengan bantuan militer Kesultanan Benggala pada tahun 1430. Bangsa Benggala yang datang bersamanya mendirikan pemukiman mereka sendiri di wilayah tersebut. Raja Narameikhla menyerahkan beberapa wilayah kepada Sultan Benggala dan mengakui kekuasaannya di daerah tersebut. Dalam pengakuan status sebagai kerajaan bawahan, raja-raja Arakan menerima gelar Islam meskipun mereka adalah beragama Buddha, dan melegalkan penggunaan koin Islamis dari Benggala dalam kerajaannya. Raja Narameikhla mencetak uang koin sendiri dengan karakter Birma (Myanmar) di satu sisi dan karakter Persia di sisi lainnya. Arakan tetap tunduk pada Benggala hingga 1531.

Meskipun setelah mendapat kemerdekaan dari Sultan Benggala, para raja Arakan melanjutkan kebiasaan mempertahankan gelar Muslim. Para raja membandingkan diri mereka dengan para Sultan dan mempergayakan pakaian dirinya seperti para pemimpin Mughal, meskipun masih ada sisa-sisa gaya-gaya Buddhis. Mereka juga terus mempekerjakan Muslim pada posisi-posisi yang berharga dan administrasi kerajaan. Dari tahun 1531-1629, para bajak laut Portugis beroperasi dari perlindungannya di sepanjang pantai kerajaan dan membawa budak-budak masuk dari Benggala ke kerajaan tersebut. Populasi Muslim Benggala kemudian meningkat pada abad ke-17, karena mereka dipekerjakan di beragam bidang kerja di Arakan. Beberapa di antara mereka bekerja sebagai juru tulis bahasa Arab, Benggala, Persia di pengadilan-pengadilan Arakan yang meskipun yang tersisa sebagian besar adalah umat Buddha, mengadobsi pakaian Islamis dari Kesultanan Benggala. (http://en.wikipedia.org/wiki/Kingdom_of_Mrauk_U)

Kerajaan Mrauk U mulai terus mengalami kemunduran sejak abad ke-17 setelah kehilangan Chittagong karena Kerajaan Mughal pada 1666. Ketidakstabilan internal, pemberontakan dan penurunan tahta para raja menjadi sangat umum. Bangsa Portugis yang pada masa itu mendapatkan kejayaan mereka di Asia menduduki Arakan untuk sementara.

Dengan demikian pada masa Kerajaan Mrauk U (1430 – 1785 M), Arakan BUKAN Negeri Islam karena raja dan mayoritas penduduk Arakan adalah beragama Buddha terbukti adanya Patung Mahamuni Buddha, hanya saja mereka mengadopsi kebudayaan Islam dari Kesultanan Benggala.

Satu-satunya kerajaan terakhir yang berhasil menaklukkan Arakan adalah Kerajaan Pagan yang sekarang disebut Birma (Myanmar), dan  jelas invansi ini merugikan banyak pihak di Arakan, bukan hanya penduduk yang beragama Muslim tapi justru penduduk yang mayoritas beragama Buddha di Arakan menjadi korban. Jadi sangat terlalu dibuat-buat jika dikatakan bahwa ini adalah penaklukkan kerajaan Islam sehingga hanya mengekspos kekejaman terhadap umat Muslim di Arakan.

KESIMPULAN:

  1. Arakan (1430 – 1785 M) BUKAN Negeri Islam sejak Khilafah Harun Al Rasyid seperti yang disampaikan  oleh HTI.
  2. Umat Muslim di Arakan yang sekarang disebut Rohingya sebagian adalah bangsa pendatang dan sebagian adalah keturunan bangsa pendatang yang berasimilasi dengan penduduk lokal.

Pertanyaan yang muncul:
Akankah Muslim kembali lagi terjebak dalam kebohongan belaka oleh berita-berita tak berdasar seperti ini? Sangat disayangkan jika masih ada yang terjebak.

Sumber:
wikipedia.org (http://en.wikipedia.org/wiki/Rakhine_State)
Response to the Press Release of the ‘Rohingyas By Khin Maung Saw, Berlin, Germany

S

Kronologis awal kerusuhan di Rakhine (Arakan):

http://globalvoicesonline.org/2012/06/10/myanmar-rakhine-villages-attacked/

Kronologis Kerisuhan di Sittwe, Rakhine
http://eversion.news-eleven.com/index.php?option=com_content&view=article&id=575:updated-timeline-of-situations-in-rakhine-state&catid=42:weekly-eleven-news&Itemid=109 Update: beberapa situs-situs Myanmar diretas oleh oknum tertentu sehingga tidak bisa diakses.  Alternatif: http://ireport.cnn.com/docs/DOC-801578